:

Memperingati 26 Tahun Reformasi '98 Menguak Perjalanan Demokrasi Indonesia: DEMA UIN STS Jambi Gelar Diskusi Publik Pameran Seni

top-news
https://birumerdeka.com/public/frontend/img/post-add/add.jpg

Birumerdeka.com- Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN STS Jambi menggelar acara khusus untuk memperingati 26 tahun Reformasi 1998. Acara yang dihadiri oleh Presidium Pena 98 dan Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, serta Presiden Mahasiswa UIN STS Jambi. Ini bukan sekedar perayaan, tetapi juga sebagai refleksi mendalam terhadap peristiwa penting dalam sejarah Indonesia modern.

Acara ini mengangkat tema, "26 Tahun Reformasi Mau Dibawa ke Mana?", mengundang partisipasi dari para aktivis mahasiswa, dan aktivis 98 serta menampilkan seni dan pameran dokumentasi kejadian tahun 1998, termasuk ada 2.000 tengkorak dan 1.000 nisan yang dipamerkan. Reformasi 98 adalah kemenangan gerakan mahasiswa dan rakyat dalam menghancurkan rezim orde baru. Diskusi ini menjadi panggung untuk mengkritisi dan mengulas pencapaian serta tantangan yang dihadapi sejak tahun 1998.

Pameran seni yang turut diselenggarakan dalam acara ini menjadi wadah untuk mengekspresikan keberagaman sudut pandang terkait Reformasi. Dari lukisan hingga instalasi seni, setiap karya dipilih dengan cermat untuk menggambarkan perjalanan demokrasi Indonesia, serta tragedi kemanusiaan yang menghiasi masa-masa perjuangan reformasi.

Salah satu titik fokus diskusi adalah mengenai berbagai peristiwa tragis seperti Kedung Ombo, Semanggi, Petrus, Marsinah, Wiji Thukul, dan Tragedi 27 Juli 1996. Keberanian untuk menghadirkan simbol-simbol kekerasan ini, seperti batu nisan, memberikan penghormatan kepada korban dan menyuarakan pentingnya proses keadilan yang belum tuntas.

Presidium Pena 98 Cecep Suryana yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi memberikan penegasan bahwa kehadiran ini penting untuk memelihara ingatan kita tentang sejarah, yang memotivasi hadirin untuk terus mengawal nilai-nilai demokrasi dan menegakkan keadilan di tengah dinamika politik dan sosial yang terus berkembang.

Sementara itu, Rektor UIN STS Jambi menyoroti pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendidik generasi muda untuk menjadi agen perubahan yang mampu menjaga integritas demokrasi. Dalam sambutannya, beliau menyatakan dukungan penuh terhadap jiwa kritis mahasiswa. “Saya sebagai rektor tetap mendukung penuh jiwa-jiwa kritis mahasiswa karena memang saat itu saya juga terlibat dalam gerakan mahasiswa,” ujar Prof. Asad Isma M.Pd. selaku rektor UIN STS Jambi.

Ia menambahkan bahwa setelah 26 tahun reformasi, terdapat banyak catatan positif dan kecenderungan negatif.
“Ini tugas kita bersama untuk mengawal demokrasi agar tetap sehat,” tegasnya.

Acara ini bukan sekadar diskusi formal, melainkan momentum yang berharga untuk memikirkan perjalanan panjang Indonesia setelah Reformasi '98. Dengan partisipasi aktif reformasi dari berbagai elemen masyarakat, diharapkan semangat yang menyala pada tahun 1998 tetap terjaga dan menjadi pendorong bagi perubahan yang lebih baik di masa mendatang.

Penulis : Neneng Efrianti

https://birumerdeka.com/public/frontend/img/post-add/add.jpg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *